19 April 2013

Taat Itu Sederhana

Seorang anak dilarang makan permen oleh orangtuanya, karena sedang batuk. Namun ketika ia melihat satu stoples permen di meja makan yang warnanya begitu menarik, ia mulai tergoda. Ada keinginan untuk mengambil dan menikmati permen itu.

Lalu ia teringat pada larangan orangtuanya. Hatinya bergumul. Ia tahu bahwa sebenarnya ia tidak boleh makan permen selama masih batuk, tetapi keinginannya untuk menikmati permen tersebut ternyata jauh lebih besar dari larangan orangtuanya. Akhirnya, ia lebih memilih keinginan hatinya.


Demikian juga dengan Hawa di taman Eden. Ia tahu bahwa buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, tidak boleh dimakan. Akan tetapi, godaan dan keinginan hatinya mengalahkan larangan tersebut.

Ia melihat bahwa buah itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, apalagi buah itu akan memberi pengertian. Sungguh buah yang menarik hati.

Dari keinginan tersebut lahirlah perbuatan yang melanggar larangan Tuhan. Sehingga jatuhlah Hawa ke dalam dosa karena ketidaktaatannya.

Adam dan Hawa di taman Eden

Sesungguhnya, ketaatan itu sederhana. Kita hanya diminta melakukan apa yang dikatakan Tuhan, tidak lebih dan tidak kurang. Namun, mengapa dalam kondisi tertentu kita sulit untuk taat?

Sebenarnya yang sulit bukan perintah atau larangannya, tetapi mengendalikan keinginan hati kita. Keinginan hati yang bertentangan dengan perintah atau larangan Tuhan, bisa membuat kita merasa berat untuk taat.

Mari terus kenali Tuhan dan segala kehendak-Nya, agar setiap keinginan hati kita makin selaras dengan kerinduan-Nya. —RY

Ketaatan itu sederhana saja: lakukan apa yang diminta Tuhan, jauhi apa yang Dia larang.

* * *

Sumber: e-RH, 10/8/2011

(diedit seperlunya)

==========

Artikel Terbaru Blog Ini