31 Juli 2010

Pengikut yang Setia adalah Aset yang Paling Berharga

Seorang pemimpin tidak bisa meraih keberhasilan yang gemilang tanpa dukungan pengikut atau rekan kerja yang baik. Dan kualitas utama yang harus diperhitungkan oleh seorang pemimpin ketika ingin merangkul bawahan atau rekan kerja yang baik adalah kesetiaannya. Karena ketidaksetiaan suatu saat akan menghancurkan hubungan yang sudah dibangun dengan susah payah. Lalu apa ciri-ciri orang yang setia?

1. Dapat mengasihi tanpa syarat
Orang yang mempunyai kesetiaan dapat menerima kekuatan dan kelemahan orang lain, dan tidak menjadikan itu sebagai halangan untuk terus melangkah bersama guna mencapai sasaran yang sudah ditetapkan.

Ia tidak iri dengan kemampuan, berkat, dan keberhasilan orang lain, juga tidak serta-merta berpandangan negatif atau menjauh manakala diperhadapkan dengan kelemahan yang fatal. Orang yang setia mampu tertawa dan menangis saat berjalan bersama. Ia mampu membuat perjalanan menjadi berwarna dan tidak begitu sunyi.

2. Menjadi duta yang terpercaya
Orang yang setia selalu melukiskan gambaran yang positif tentang anda sebagai pemimpinnya kepada orang lain. Mungkin setelah perjalanan yang cukup panjang ia pernah menegur anda secara pribadi, tetapi ia tidak akan mengkritik atau membeberkan kelemahan anda di depan orang lain.

3. Menjadikan impian anda sebagai impiannya
Beberapa orang bawahan akan berjalan bersama anda dalam waktu yang singkat saja. Dalam waktu yang relatif singkat anda saling membantu, dan kemudian berjalan sendiri-sendiri. Tetapi beberapa orang yang istimewa akan tetap berada di sisi anda dan membantu anda menyelesaikan sisa perjalanan itu, bahkan ikut serta dalam rencana “perjalanan” yang baru.

Orang-orang yang “istimewa” ini bisa setia mengiringi perjalanan anda karena mereka telah menjadikan impian anda sebagai impian mereka juga. Penulis kitab Amsal menggambarkan keistimewaan mereka dengan tepat:

“Seperti sejuk salju di musim panen, demikianlah pesuruh yang setia bagi orang-orang yang menyuruhnya. Ia menyegarkan hati tuan-tuannya.” (Amsal 25:13)

Jika seorang pemimpin hendak mendapatkan atau memotivasi pengikutnya menjadi setia, maka ia harus menghargai dan memerhatikan kesejahteraan pengikutnya. Jika seorang pemimpin menghargai pengikut yang setia, maka ia telah “mengikat” orang yang akan berjalan bersamanya dalam keadaan senang dan susah.

Pakar kepemimpinan, John Maxwell berkata, “Sikap seorang pemimpin menentukan sikap para pengikutnya.” Artinya, jika seorang pemimpin menunjukkan disiplin yang tinggi terhadap dirinya sendiri terlebih dahulu, maka pengikutnya akan termotivasi untuk disiplin.

Jika si pemimpin tulus dan peduli terhadap pengikutnya, maka pengikut akan menunjukkan loyalitas yang tinggi dan rela berkorban.

-----

Kata-kata bijak:
Pengikut yang setia adalah aset paling berharga yang harus dipelihara oleh seorang pemimpin yang bijak.

* * *

Sumber: Manna Sorgawi, 31 Juli 2010 (diedit seperlunya)

Judul asli: Orang-orang yang Istimewa

Di-online-kan oleh Paulus Herlambang.

==========

30 Juli 2010

Marah sebagai Sumber Petaka

Bagaimana cara menangkap kepiting? Ambillah sebatang bambu yang diikat tali dan di ujung tali yang lain diikatkan sebuah batu kecil. Ayunkan bambu agar batu di ujung tali terayun menuju kepiting yang diincar, dengan tujuan untuk mengganggunya.

Tindakan yang dilakukan berkali-kali ini akan membuat kepiting itu marah dan menjepit tali dengan capitnya yang kuat. Ketika capit kepiting menjepit, kita harus segera menarik tali dan mengangkat mangsa yang sedang marah itu. Kemudian memasukkannya ke wadah yang sudah disiapkan dan segera memutuskan talinya.

Setelah itu kita bisa memasak kepiting sesuai menu yang diinginkan dan menikmati dagingnya yang lezat. Si kepiting menjadi menu di meja makan karena sifatnya yang gampang marah.

Kita sering melihat banyak orang jatuh dalam kesulitan atau berbagai-bagai masalah, kehilangan peluang dan jabatan karena tidak bisa mengendalikan amarahnya. Marah adalah salah satu bentuk emosi yang negatif, yang jika diikuti akan membuat kita tidak bisa berpikir sehat.

Ketika kita mengikuti emosi yang meledak-ledak, kita tidak sadar bahwa kita sudah mengeluarkan kata-kata yang melukai orang-orang yang sebenarnya tidak ingin kita lukai. Ketika emosi negatif itu kita luapkan, kita kehilangan kendali dan bersikap tidak santun.

Karena sejak kecil tidak dibiasakan mengendalikan emosi negatifnya yang suka meledak-ledak, seorang gadis menjadi terbiasa marah dalam setiap situasi, yang sebenarnya tidak perlu direspons dengan kemarahan.

Sifatnya yang suka marah dan “jutek” membuat orang di sekelilingnya enggan untuk berinteraksi dengannya, orang takut menjadi korban emosinya yang sering meledak tidak pada tempatnya. Aura si pemarah memancarkan permusuhan, sedangkan hidup mereka yang suka mengendalikan emosinya memancarkan kedamaian.

Alangkah ruginya jika kita kehilangan kesempatan untuk memberi dan menerima kasih, membangun hubungan yang harmonis dengan banyak orang hanya karena kita terlalu cepat marah. Label “pemarah” akan membuat kita menjadi orang yang “terpenjara” di dalam jeruji emosi yang kita bangun sendiri, yang memisahkan kita dari situasi hidup yang normal.

Dalam studi yang dipublikasikan di Amerika, dilaporkan bahwa wanita yang memiliki lebih banyak emosi negatif, yaitu perasaan tertekan, terasing, bermusuhan, atau pesimis, mempunyai tekanan darah lebih tinggi. Ini mengindikasikan menyebarnya peradangan pada tubuh. Peradangan kronis dipercaya menyebabkan sejumlah penyakit dalam periode tertentu, termasuk penyakit jantung dan kanker.

Orang yang memiliki kasih pasti dapat menguasai diri, termasuk penguasaan diri atas emosi. Orang yang dapat menguasai dirinya akan berbahagia, karena dikatakan: berbahagialah orang yang membawa damai, mereka akan disukai banyak orang. Karena itu kendalikanlah emosi negatif kita!

-----

Kata-kata bijak:
Si pemarah menambah musuh karena emosinya, si pendamai menambah sahabat karena kasihnya. ~Ester Chim~

* * *

Sumber: Manna Sorgawi, 30 Juli 2010 (diedit seperlunya)

Di-online-kan oleh Paulus Herlambang.

==========

Artikel Terbaru Blog Ini