06 September 2007

Apakah Manajemen Waktu Itu?

Oleh Saleem Rana

Hidup di abad kedua puluh satu semakin sibuk. Tidak peduli apakah anda seorang pelajar/mahasiswa, pengusaha, orangtua, atau pramuniaga, waktu adalah komoditas yang berharga – sesuatu yang perlu dikelola dengan baik.

Setiap orang memiliki tenggat yang harus dipenuhi, baik berupa kegiatan yang membosankan seperti menunggu bus agar tidak ketinggalan atau kegiatan penting seperti menyelesaikan tugas sebelum waktu yang ditentukan.

Tekanan waktu selalu kita rasakan. Sayangnya begitu banyak waktu yang terbuang dalam bentuk penundaan, “Saya mau minum kopi dulu sebelum memulai pekerjaan saya”, atau pemborosan waktu yang luar biasa banyaknya seperti terus-menerus memeriksa email sepanjang hari.

Kita sering merasa seolah-olah tidak memiliki cukup banyak waktu untuk menyelesaikan segala sesuatu yang harus dikerjakan. Tetapi apakah itu masalah yang sebenarnya? Atau apakah anda tidak dapat menggunakan waktu secara efektif.

Anda memang tidak dapat memegang waktu di tangan anda dan melihatnya. Tetapi anda dapat melakukan banyak hal dengan waktu anda.

Pikirkanlah sejenak, betapa seringnya anda menggunakan kata waktu dalam kosakata anda sehari-hari? Anda menghemat waktu, anda membuang-buang waktu, dan anda menghabiskan waktu. Anda juga membunuh waktu, mengambil waktu, dan membeli waktu.

Ada banyak referensi lain tentang waktu. Namun seberapa sering anda sungguh-sungguh menyadari menit-menit yang berlalu dan bagaimana anda dapat memanfaatkannya seefektif mungkin?

Mungkin anda merasa bahwa mengelola waktu bukan sesuatu yang dapat anda lakukan. Tetapi mungkin itu merupakan hal paling membangun yang dapat anda lakukan terhadap seluruh waktu yang anda miliki!

Manajemen waktu dapat ditinjau dari berbagai sudut. Sesungguhnya ada banyak teknik untuk mengelola waktu secara efektif. Tetapi ingatlah hal ini, waktu tetap berlalu apa pun yang terjadi.

Secara realistis satu-satunya yang dapat anda kelola adalah bagaimana anda memanfaatkan waktu, bagaimana anda mengelola diri sendiri dengan waktu yang tersedia. Manajemen waktu berbicara tentang meningkatkan efisiensi dan menjadi lebih produktif.

Mengendalikan aset yang paling berharga ini akan memberikan apa yang anda dambakan, yakni lebih banyak waktu! Bukankah itu luar biasa? Lebih banyak waktu untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan dalam hidup anda, lebih banyak waktu untuk bersantai. Sehingga itu merupakan sesuatu yang layak dipikirkan.

Pentingnya manajemen waktu yang baik tidak boleh disepelekan. Jika anda dapat mengelola waktu dengan baik, anda akan dapat melakukan lebih banyak hal setiap hari, memiliki lebih banyak waktu luang, mengurangi stres, memiliki kehidupan yang lebih seimbang, dan dapat memenuhi tenggat dengan kekhawatiran yang minimal.

Apakah menurut anda manajemen waktu merupakan hal yang perlu anda lakukan? Apakah anda mendambakan kehidupan yang diwarnai dengan lebih banyak waktu dan lebih sedikit stres? Jika hal-hal tersebut penting bagi anda, maka mungkin inilah saatnya untuk memasukkan sedikit manajemen waktu ke dalam jadwal anda yang ketat.

Sumber: http://www.articlehighlight.com

Saleem Rana ingin berbagi ide-idenya yang menginspirasi. Anda bisa memperoleh lebih banyak informasi tentang manajemen waktu dan menjadi jauh lebih produktif di sini: What Is Time Management?

Artikel aslinya (dalam bahasa Inggris) dapat dibaca di sini…

20 Agustus 2007

Cara Memilih Tujuan yang Tepat

Oleh Adrian Kennelly

Dengan menentukan tujuan, dan mengukur pencapaiannya, anda akan dapat melihat apa yang telah anda kerjakan dan apa kemampuan anda.

Proses mencapai tujuan dan melihat pencapaiannya memberi anda rasa percaya diri dan keyakinan terhadap diri sendiri bahwa anda dapat mencapai tujuan-tujuan yang lebih tinggi dan lebih sulit.

Asalkan anda memiliki disiplin diri untuk memperjuangkannya, penentuan tujuan itu relatif mudah. Bagian berikut tentang penentuan tujuan akan memberi anda pedoman yang efektif untuk membantu anda menggunakan teknik ini secara efektif.

Menentukan tujuan itu sendiri bukanlah satu-satunya persoalan yang harus anda hadapi. Kadang-kadang memilih tujuan yang tepat sebagai permulaan lebih sulit.

Pada dasarnya, anda dapat memilih untuk mengejar tujuan apa saja yang anda rasa perlu bagi kesehatan, kestabilan, dan kebahagiaan anda.

Penentuan tujuan tidak lain adalah proses formal untuk perencanaan pribadi. Dengan menentukan tujuan secara teratur, anda memutuskan apa yang ingin anda capai, kemudian bergerak selangkah demi selangkah ke arah pencapaian tujuan tersebut.

Proses menentukan tujuan dan sasaran memungkinkan anda untuk memilih ke mana anda ingin pergi dalam hidup anda. Dengan mengetahui secara tepat apa yang ingin anda capai, anda tahu dalam hal apa anda harus berkonsentrasi. Anda juga tahu apa yang hanya sekadar pengalih perhatian anda.

Penentuan tujuan adalah teknik standar yang digunakan oleh para atlet profesional, pengusaha yang berhasil, dan orang-orang yang berprestasi dalam segala bidang. Penentuan tujuan akan memberi anda visi jangka panjang dan memberi anda motivasi jangka pendek.

Penentuan tujuan membantu anda untuk memfokuskan perhatian dan pengetahuan anda, sehingga anda dapat mengelola sumber daya anda. Dengan menentukan tujuan yang tepat dan terdefinisi dengan jelas, anda dapat mengukur dan berbangga atas pencapaian tujuan tersebut. Anda dapat melihat kemajuan anda atas apa yang sebelumnya mungkin tampak sebagai upaya yang tidak ada manfaatnya.

Dengan menentukan tujuan, anda akan meningkatkan rasa percaya diri anda, karena anda mengenal kemampuan anda untuk mencapai tujuan yang telah anda tentukan. Proses mencapai tujuan dan melihat pencapaiannya memberi anda rasa percaya diri bahwa anda akan dapat mencapai tujuan-tujuan yang lebih tinggi dan lebih sulit di kemudian hari.

Tujuan ditentukan pada berbagai tingkat yang berbeda. Pertama-tama, anda memutuskan apa yang ingin anda lakukan dalam hidup anda dan apa tujuan skala besar yang ingin anda capai.

Selanjutnya, anda membagi tujuan skala besar tersebut menjadi tujuan-tujuan lebih kecil yang harus anda capai sehingga anda dapat mencapai seluruh tujuan hidup anda.

Akhirnya, setelah anda memiliki rencana, anda mulai berusaha untuk mencapainya.

Dengan membuat sejumlah rencana anda dapat membagi tujuan hidup yang terbesar sekalipun menjadi sejumlah tugas kecil yang harus anda kerjakan setiap hari untuk mencapai tujuan hidup anda.

Langkah pertama dalam menentukan tujuan pribadi adalah memikirkan apa yang ingin anda capai dalam hidup anda, karena menentukan tujuan hidup akan memberi anda perspektif menyeluruh yang membentuk semua aspek lain dalam proses pengambilan keputusan anda.

Untuk membantu memberi anda pandangan yang luas dan seimbang atas semua hal penting dalam hidup anda, cobalah untuk menentukan tujuan berdasarkan kategori.

Setelah anda membagi tujuan anda berdasarkan kategori, anda harus menentukan prioritas jika anda ingin berhasil.

Sumber: http://www.articlehighlight.com/

Untuk memperoleh nasihat lebih lanjut tentang peentuan tujuan, milikilah buku elektronik Your Guide to Successfully Setting Goals

Artikel aslinya (dalam bahasa Inggris) dapat dibaca di sini…

15 Agustus 2007

Kehidupan Sang Elang/Rajawali

Elang atau rajawali merupakan jenis unggas yang mempunyai umur paling panjang di dunia. Umurnya dapat mencapai 70 tahun. Tetapi untuk mencapai umur sepanjang itu seekor elang harus membuat suatu keputusan yang sangat berat pada umurnya yang ke-40.

Ketika elang berumur 40 tahun, cakarnya mulai menua, paruhnya menjadi panjang dan membengkok hingga hampir menyentuh dadanya. Sayapnya menjadi sangat berat karena bulunya telah tumbuh lebat dan tebal, sehingga sangat menyulitkan ketika terbang.

Pada saat itu, elang hanya mempunyai dua pilihan: menunggu kematian, atau mengalami suatu proses transformasi yang sangat menyakitkan—suatu proses transformasi yang panjang selama 150 hari.

Untuk melakukan transformasi itu, elang harus berusaha keras terbang ke atas puncak gunung untuk kemudian membuat sarang di tepi jurang, berhenti dan tinggal di sana selama proses transformasi berlangsung.

Pertama-tama, elang harus mematukkan paruhnya pada batu karang sampai paruh tersebut terlepas dari mulutnya, kemudian berdiam beberapa lama menunggu tumbuhnya paruh baru.

Dengan paruh yang baru tumbuh itu, ia harus mencabut satu per satu cakar-cakarnya. Dan ketika cakar yang baru sudah tumbuh, ia akan mencabuti bulu badannya satu demi satu. Sebuah proses yang panjang dan menyakitkan.

Lima bulan kemudian, bulu-bulu elang yang baru sudah tumbuh. Elang mulai dapat terbang kembali. Dengan paruh dan cakar baru, elang tersebut mulai menjalani 30 tahun kehidupan barunya dengan penuh energi!

Dalam kehidupan kita ini, kadang kita juga harus mengambil suatu keputusan yang sangat berat untuk memulai suatu proses pembaruan.

Kita harus berani dan mau membuang semua kebiasaan lama yang mengikat, meskipun kebiasaan lama itu adalah sesuatu yang menyenangkan dan melenakan.

Kita harus rela meninggalkan perilaku lama kita agar kita bisa mulai terbang lagi untuk menggapai tujuan yang lebih baik di masa depan.

Hanya bila kita bersedia menanggalkan beban lama, membuka diri untuk belajar hal-hal yang baru, kita mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan kita yang terpendam, mengasah keahlian baru dan menatap masa depan dengan penuh keyakinan.

Halangan terbesar untuk berubah terletak di dalam diri sendiri dan andalah sang penguasa atas diri anda. Jangan biarkan masa lalu menumpulkan asa dan melayukan semangat kita.

Anda adalah elang-elang itu.

Perubahan pasti terjadi. Oleh karena itu, kita harus berubah!


Sumber: Milis eksgkinurdin@yahoogroups.com, 14 Agustus 2007, 18:41

(Nama penulis asli atau sumber asli tulisan di atas tidak dicantumkan.)

13 Agustus 2007

Kekuatan Pelipatgandaan

Di “Museum Ilmiah dan Industri” yang terletak di Chicago ada sebuah display (presentasi) tentang multiplikasi jumlah butir beras.

Satu (1) butir beras ditaruh pada kotak pertama sebuah papan catur, dua (2) butir pada kotak kedua, empat (4) butir pada kotak ketiga, kemudian 8, 16, 32, 64, 128 pada kotak-kotak berikutnya (setiap kali pindah kotak dikalikan dua).

Sampai pada kotak tertentu, butir-butir beras tersebut sudah tidak tertampung lagi sehingga tertumpah ke kotak sebelahnya. Maka display pun berhenti sampai di situ. Kemudian ada sebuah pertanyaan: “Dengan prinsip pelipatgandaan pada setiap perpindahan ke kotak berikutnya, berapakah jumlah butir beras yang terdapat pada kotak ke-64?”

Jawabannya sangat mengejutkan! Jumlah butir beras tersebut dapat menutupi permukaan tanah seluas jazirah India dengan ketinggian 50 kaki (15,25 meter). Itu adalah 153 miliar ton beras, yang lebih dari cukup untuk memberi makan seluruh dunia selama 1000 tahun.

Contoh kedua dari pelipatgandaan adalah sebagai berikut. Ada dua orang anak yang berlomba mengumpulkan uang dari ayahnya. Anak pertama meminta sepuluh ribu rupiah (Rp 10.000) setiap minggu, sedangkan anak kedua hanya meminta dua ratus rupiah (Rp 200) pada minggu pertama, tetapi melipatgandakannya setiap minggu berikutnya. Jadi berapakah uang yang mereka dapatkan?

Anak pertama pada akhir tahun (52 minggu kemudian) hanya mendapatkan Rp 520.000. Sedangkan anak kedua, walaupun pada minggu pertama hanya menerima Rp 200, pada minggu ke-52 ia memperoleh uang yang jauh melampaui kebutuhan untuk membayar seluruh utang bangsa kita.

Betapa dahsyatnya kekuatan pelipatgandaan. Dalam kehidupan sehari-hari, prinsip pelipatgandaan ini dapat diterapkan dalam berbagai bidang. Semuanya dapat dimulai dari diri kita.

Misalnya, jika kita ingin memiliki masyarakat yang jujur. Pada tahun pertama kita dapat mementor satu orang untuk hidup jujur. Pada tahun kedua, orang yang sudah terbiasa hidup jujur itu mementor satu orang lain untuk hidup jujur. Sementara kita sendiri juga mementor satu orang berikutnya.

Pada awal tahun ketiga sudah ada 4 orang jujur yang siap mementor 4 orang lainnya. Demikian seterusnya. Apa yang akan terjadi? Dalam waktu 32 tahun kita dapat mengubah 4 miliar manusia untuk hidup jujur.

Sumber: Touching Heaven Changing Community (THCC) – Seri Berlipat Ganda, Ir. Eddy Leo, M.Th., Metanoia Publishing, Cetakan Pertama, Mei 2007, hlm. 22 – 23.

18 Juni 2007

I’m Nobody or I’m Somebody?

Oleh Samuel Mulia

Terus terang saya merasa sangat nyaman ketika saya bekerja di sebuah majalah kondang. Saya seolah-olah bisa rebahan di dada bidang nama besar itu.

Nama besar perusahaan itu memberi banyak kemudahan. Namun, tanpa saya sadari,­ karena terlena saya lupa bahwa nama saya menjadi besar karena nama besar perusahaan itu, dan bukan karena saya.

Orang tak lagi mengenal saya sebagai saya sendiri. Selalu saja dikaitkan dengan nama perusahaan itu. Dan kemudian, yang menakutkan adalah ketika datang masanya saya tak bisa lagi memakai nama besar itu di belakang nama saya. Tiba-tiba saya merasa I’m nobody.

Teman saya di Paris bangga sekali kalau ia menjelaskan pekerjaannya di salah satu rumah mode kondang. Saya hanya berpikir, teman saya boleh bangga, dan sesungguhnya saya bangga juga. Tetapi saya berharap ia tak lupa bahwa ia sama sekali bukan apa-apa kalau tak ada nama kondang rumah mode itu yang senantiasa diletakkan di belakang namanya, ketika ia sedang menjelaskan siapa dirinya. Ia bisa saja membuat karya besar, tetapi nama rumah mode itulah yang tetap diingat orang.

Kalau ingin bangga dengan diri sendiri, maka bekerja keraslah untuk itu. Maka, belakangan ini saya mendorong teman-teman saya untuk mulai berpikir memiliki usaha sendiri, apa pun bentuknya dan sekecil apa pun itu.

Komentar mereka yang pertama selalu saja, “Mau usaha apa?" Kalau sudah mendengar komentar itu, saya jadi ingat diri saya sendiri. Karena pertanyaan itu juga yang pertama datang di kepala saya. Mungkin karena saya sudah terbiasa terlena bekerja untuk orang lain, maka saya tak pernah punya waktu untuk melihat kemampuan saya sendiri.

Maka saya bersyukur ketika saya kehilangan pekerjaan untuk orang lain sehingga saya dapat menemukan pekerjaan untuk diri sendiri, dan dengan itu saya memiliki waktu untuk mengenal kemampuan saya.

Dahulu saya tak bisa membuat cash flow, membacanya pun tak bisa. Karena saya mau berusaha sendiri, yaaa… saya mulai belajar dari teman saya. Ternyata main-main dengan pengaturan uang enaknya setengah mati.

Sekarang saya memang sedang susah-susahnya mengejar cita-cita saya. Tetapi harus saya akui, kesusahan itu sama sekali tak ada artinya ketika saya dengan bangga memberikan kartu nama saya tanpa embel-embel nama bank kondang atau majalah kondang. I’m somebody!

Sumber: Kompas, 17 Juni 2007, hlm. 19.

23 April 2007

Capailah Potensi Maksimal Anda

Tahukah anda bagaimana cara orang menjinakkan gajah? Ketika gajah masih kecil, pawang gajah mengikat kakinya dengan seutas tali. Lalu tali itu diikatkan pada sebuah tonggak yang kokoh.

Gajah yang masih lemah tadi berusaha untuk memutuskan tali yang mengikatnya, namun selalu gagal. Setelah mencoba beratus-ratus kali dan selalu gagal, pengalaman itu menjadi pesan yang kuat di dalam otaknya, “Saya tidak mungkin memutuskan tali ini.”

Waktu pun berlalu. Gajah itu menjadi semakin besar dan kuat. Sekarang gajah tersebut sebenarnya dapat memutuskan tali yang mengikatnya. Namun pengalaman-pengalaman kegagalannya telah membuat gajah tersebut tidak pernah mau mencoba memutuskan tali yang mengikat kakinya.

Setiap kali ia akan mencoba untuk memutuskan talinya, selalu ada suara di dalam dirinya yang mengatakan, “Saya tidak mungkin memutuskan tali ini.” Apa akibatnya? Gajah tersebut tidak pernah mencapai potensi maksimal yang ada di dalam dirinya.

Apakah yang menghalangi seseorang untuk mencapai potensi maksimalnya? Di dalam diri orang-orang yang hidup medioker (mediocre, biasa-biasa) ada banyak kata-kata diri (self-talk) yang membatasi diri mereka untuk mencapai potensi maksimal mereka. Misalnya:
  • “Saya sudah mencoba, tetapi tidak bisa.”
  • “Bagi saya itu tidak mungkin.”
  • “Saya belum pernah mencobanya.”
  • “Pengalaman saya mengatakan bahwa hal itu mustahil.”
Semua pengalaman buruk tersebut mengakibatkan trauma. Selain itu, kehidupan yang dipenuhi dengan pengalaman-pengalaman yang menyakitkan membuat kita ingin hidup di zona nyaman (comfort zone).

Orang-orang medioker memilih untuk hidup di zona nyaman, karena mereka tidak berani membayar harga. Mereka hidup sama seperti gajah tadi, yang setiap kali ingin mengatasi keterbatasannya selalu teringat pada trauma kegagalannya ketika berusaha memutuskan tali.

Bagaimana dengan anda? Apakah pengalaman-pengalaman buruk anda di masa lampau telah menjadi pengikat yang membatasi diri anda untuk mencapai potensi maksimal anda? Berusahalah untuk sedikit demi sedikit keluar dari zona nyaman anda.

Sumber: Touching Heaven Changing Community (THCC) – Seri Berbuah, Ir. Eddy Leo, M.Th., Metanoia Publishing, Cetakan Pertama, Maret 2007, hlm. 104 – 105.

Artikel Terbaru Blog Ini