07 Desember 2012

Terbang Bebas

Seekor anak burung tergeletak di dalam sarang, tidak bisa terbang dan sesekali bercicit lemah. Saya menemukan sarang makhluk kecil ciptaan Tuhan ini di teras rumah saya, jatuh dan sedikit rusak.

Saya membenahi sarang itu agar burung kecil di dalamnya merasa lebih nyaman. Saya sama sekali tidak berniat mengurung burung itu untuk dipelihara.


Lalu saya meletakkan sarang burung itu di bawah pohon di depan rumah, sambil berharap induknya akan segera menemukannya. Tidak lama kemudian, seekor burung melayang-layang, berputar-putar beberapa kali, dan akhirnya hinggap di atas sarang itu.

Ada sukacita yang lembut menyelimuti hati saya saat melihat anak burung itu dibawa terbang oleh induknya. Sarang itu telah kosong, si burung kecil kembali ke habitatnya.

Suatu kebebasan yang indah. Saya belajar dari peristiwa kecil ini, dan bertanya dalam hati, tidakkah kita bisa menjadi dream releaser, membebaskan orang-orang yang kita kasihi terbang bebas meraih impian mereka?

Kita bisa memotivasi anak, kerabat, sahabat, dan teman-teman lainnya menjadi diri mereka sendiri, mendorong mereka memaksimalkan potensi hidupnya. Itu pasti membersitkan kebahagiaan yang indah, mereka bahagia dan kita pun bahagia.

Maxim Gorky mengatakan, “Kebahagiaan selalu tampak kecil ketika kita menggenggamnya di dalam tangan kita, tetapi lepaskanlah, maka kita akan segera sadar betapa besar dan berharganya kebahagiaan itu.”

Kita bisa membuat hidup ini lebih hidup dengan melepas orang-orang yang kita kasihi terbang bebas meraih impian mereka.

Orangtua bisa menjadi batu pijakan keberhasilan anak-anaknya. Guru bisa menjadi busur bagi murid-muridnya melesat gemilang ke masa depan. Siapa pun bisa menjadi dream releaser jika tidak memasung, memenjarakan, atau mematikan impian orang lain.

Kita sering kali tanpa sadar (pernah) memasung impian orang lain, kita memilih sifat necrofil dengan berusaha mematikan potensi hidup mereka.

Necrofil mencintai yang serba mati, menapasi hidup dengan kematian. Ada banyak cara mematikan hidup seseorang, dan yang terkeji adalah hari demi hari menapasinya dengan kematian.

Suami atau istri memperlakukan pasangannya bak boneka semata. Orangtua membunuh cita-cita mulia anaknya. Guru menistakan gairah belajar siswanya. Manajer memimpin seperti robot cyber tanpa nurani.

Anda bisa membebaskan orang-orang yang Anda kasihi terbang bebas meraih impian mereka. Biarkanlah mereka terbang bebas memaksimalkan potensi hidup mereka, melesat menuju sarang kehidupan mereka sendiri! —Agus Santosa

Setiap orang pernah merangkak, belajar berjalan, lari, dan ingin terbang bebas.

* * *

Sumber: KristusHidup.org, 7/12/2012 (diedit seperlunya)

==========

Artikel Terbaru Blog Ini