04 Desember 2012

Orientasi Uang

Alkisah, seorang pengusaha muda sedang duduk di tepi sebuah lapangan bola. Ia merenungkan kehidupannya yang sudah jauh berbeda dibandingkan dengan masa kanak-kanaknya dahulu, di mana ia bisa bermain dengan ceria dan menjalani hidup tanpa beban yang berarti – sama seperti anak-anak yang sedang bermain sepak bola di lapangan itu.

Tak lama kemudian seorang kakek datang menghampirinya dan bertanya, “Apa yang kamu risaukan anak muda?” Ia menjawab, “Aku ingin seperti mereka, bisa menjalani hidup dengan ceria dan tanpa beban. Bagaimana caranya?”

Kakek itu tidak menjawab sepatah kata pun. Ia kemudian pergi dan berkata pada anak-anak yang sedang bermain bola, “Aku punya hadiah seratus ribu rupiah bagi setiap anak yang bisa mencetak gol.”


Mereka pun memulai permainan mereka. Berbeda dengan sebelumnya, di mana mereka bermain dengan riang. Kini mereka saling menjatuhkan, memaki, dan berkata-kata kasar satu sama lain. Beberapa dari mereka menggiring bola sendiri tanpa mau bekerja sama. Perkelahian pun tak dapat dihindarkan.

Kakek itu kembali menemui si pengusaha muda dan berkata, “Hanya karena uang seratus ribu rupiah permainan mendadak berubah, dari fokus pada kesenangan, menjadi permainan yang brutal. Hanya karena seratus ribu rupiah, kebersamaan mereka turun dan memaki sahabatnya.”

“Mereka tidak lagi menikmati permainan karena mereka memfokuskan diri pada uang. Hidupmu kini juga seperti itu. Kamu gelisah, cemas dan kalut karena kamu memfokuskan diri pada uang dan materi, sehingga kamu lupa menikmati setiap perjalanan hidupmu.”

Uang dan materi adalah hal yang penting dalam hidup kita, namun jangan biarkan itu menjadi fokus dalam berkarya. Jika kita memfokuskan hasil kerja pada uang dan materi, kehidupan ini tidak akan tenteram.

Itu hanya akan membawa kita pada ketamakan dan akhirnya menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Jika suatu saat apa yang dilakukan tidak sebanding dengan apa yang didapatkan, maka kita akan mudah stres, marah, dan putus asa.

Karena itu, mari lakukan tugas dan tanggung jawab sehari-hari dengan ikhlas dan penuh rasa tanggung jawab. Sehingga, tidak hanya mendapatkan hasil berupa materi saja, melainkan kedamaian dan kepuasan hidup yang bisa dinikmati sepanjang hidup ini. —Pdt. Elisabeth Parinsi

Seorang yang bijak harus memiliki uang di kepalanya, bukan dalam hatinya. ~Jonathan Swift

* * *

Sumber: KristusHidup.org, 4/12/2012 (diedit seperlunya)

==========

Artikel Terbaru Blog Ini