03 Desember 2012

Kemampuan yang Berbeda

Apa yang Anda pikirkan ketika melihat orang cacat? Kasihan? Merasa ia tak bisa apa-apa? Carilah informasi tentang Natalia Partyka, Oscar Pistorius, Ni Nengah Widianingsih, dan Agus Ngaimin, atlet-atlet cacat dengan prestasi kelas dunia.

Nick Vujicic dan Judy Siegle, jutaan orang diinspirasi oleh mereka. Bacalah kisah nyata tentang Joni Eareckson Tada, yang memberdayakan jutaan orang melalui pelayanan Joni and Friends.

(Nick Vujicic – depan)

Tepatlah jika istilah disabled person (orang yang tak punya kemampuan) diganti dengan istilah differently-abled person (orang dengan kemampuan yang berbeda) atau disingkat diffable.

Entah itu cacat bawaan atau akibat kecelakaan, sulit memahami maksud Tuhan mengizinkannya terjadi. Seperti (Nabi) Ayub, mereka tentu bertanya-tanya mengapa Tuhan membiarkan hal buruk menimpa.

Walaupun tak paham, Ayub mengakui bahwa Tuhan berhak untuk bertindak menurut pertimbangan-Nya yang mahabijak. Adakalanya itu berarti memberikan kemenangan, adakalanya itu berarti mengizinkan kegagalan. Namun, Dia layak dihormati karena Dia adalah Tuhan, bukan karena situasi yang dialami manusia.

Belajar dari Ayub, Joni bertekad bahwa sesulit apa pun hari-harinya sebagai penyandang cacat, ia akan selalu mengasihi Tuhan dan membuat Tuhan dihormati tiap orang yang berinteraksi dengannya.

Di Hari Difabel Internasional ini, mari mendoakan para penyandang cacat agar memiliki perspektif dan sikap serupa.

Jika kita mengenal beberapa di antara mereka, pikirkanlah tindakan praktis apa yang dapat kita lakukan untuk menjadi saluran kasih Tuhan bagi mereka. —ELS

Situasi sulit diizinkan Tuhan terjadi untuk menyatakan kemuliaan-Nya.

* * *

Sumber: e-RH, 3/12/2012 (diedit seperlunya)

Judul asli: Karunia yang Berbeda

==========

Artikel Terbaru Blog Ini