13 Februari 2013

“Kekurangan” Fisik

Setiap orang pasti sensitif terhadap apa yang dipandang sebagai "kekurangan" pada fisiknya. Apalagi kalau orang-orang di sekitar memakainya sebagai bahan ejekan atau menyebut kekurangan itu untuk memaki.

Bahkan, para pelawak yang kehabisan lelucon memakainya juga untuk memunculkan kelucuan. Akibatnya, jauh di dalam hati, "kekurangan" fisik menimbulkan tekanan dan rasa minder yang mengusik jiwa pemiliknya. Namun, benarkah itu merupakan "kekurangan"?

Pada masa lampau seorang yang kidal juga dipandang "kurang". Tidak lazim. Janggal. Dipandang kurang terampil. Jika lelaki, ia akan dipandang sebelah mata dalam ketentaraan.

Namun, kisah Ehud (dalam Perjanjian Lama) berkata lain. Justru tatkala bangsanya membutuhkan pemimpin, Tuhan "membangkitkan bagi mereka seorang penyelamat". Tuhan justru menggunakan kekidalannya menjadi keuntungan untuk menerabas hingga ke basis pertahanan lawan.

Jangan pernah meremehkan kondisi fisik seseorang, apalagi jika orang itu adalah diri Anda sendiri. Dunia ini penuh orang "berkekurangan" fisik, tetapi berprestasi besar.

Sebut saja gadis buta sekaligus tunarungu, Hellen Keller. Pianis "bertangan kepiting" (masing-masing tangan berjari dua) dari Korea, Hee Ah Lee.

Wanita lumpuh (dari leher ke bawah), pelukis dan motivator hebat, Joni Eareckson Tada. Dan, masih banyak lagi.

Joni Eareckson Tada

Jika Tuhan berkenan memakai mereka, tak ada yang sanggup menghalangi. Termasuk keterbatasan fisik mereka. —PAD

Apa yang bagi manusia merupakan "kekurangan", Tuhan bisa menjadikannya sebagai "kelebihan".

* * *

Sumber: e-RH, 20/4/2011 (diedit seperlunya)

Judul asli: Si Kidal

==========

Artikel Terbaru Blog Ini