Apa ukuran kesuksesan yang diberikan kepada seseorang di zaman ini? Seseorang dikatakan sukses, kalau memiliki tiga “ta” yaitu: harta, takhta, dan wanita.
Kesuksesan diukur dari banyaknya harta yang dimiliki, takhta atau kekuasaan yang besar, dan mudahnya mendapatkan wanita yang diingini. Maka, tidak heran bahwa banyak orang zaman ini berlomba-lomba untuk meraih tiga “ta” dalam hidupnya.
Orang-orang berjuang tanpa lelah seolah tidak mempunyai rasa cukup, mereka berusaha meraih keuntungan materi sebanyak-banyaknya. Mereka melupakan rasa kebenaran, keadilan, dan kepedulian kepada orang lain.
Kasus-kasus korupsi selalu menghiasi halaman depan koran dan layar kaca, isu-isu sara menjadi komoditas untuk merebut kekuasaan, berita kandasnya rumah tangga karena perselingkuhan juga menjadi topik hangat. Mereka merasa bahwa tiga “ta” akan memberikan jaminan kehidupan yang sungguh nikmat dan menyenangkan.
Raja Salomo (Nabi Sulaiman) digambarkan sebagai orang yang telah sukses, karena dia telah menguasai tiga “ta”. Dia memiliki harta yang berlimpah-limpah, mempunyai pengaruh yang luar biasa besar, dan banyak wanita.
Dia memuaskan diri dengan segala kesenangan duniawi sebagai hasil jerih payahnya. Namun, apa yang dikatakannya? “Lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin; memang tak ada keuntungan di bawah matahari” (Pengkhotbah 2:11).
Dia tidak asal bicara tentang kesia-siaan, melainkan telah mengalami dan menyelidikinya. Lalu, apa artinya buat kita? Apakah kita tidak usah berjerih lelah dan hidup santai-santai saja? Tidak! Kita tidak diajar untuk hidup santai dan bermalas-malasan, tetapi dituntun untuk melihat kehidupan dengan lebih bijaksana.
Kita dipanggil untuk tetap bekerja, berkarya, dan berupaya dengan segala jerih lelah. Namun, bukan hanya untuk harta atau kekayaan di bawah matahari, melainkan yang utama mengumpulkan kekayaan di atas matahari.
Segala jerih lelah pekerjaan kita, bukan untuk memuaskan hasrat duniawi, tetapi sarana bersaksi tentang kebaikan Tuhan dan bagi kemuliaan Tuhan. —N. L. Utomo
Ukuran sukses kita, bukan banyaknya kekayaan di bawah matahari melainkan banyaknya kekayaan di atas matahari.
* * *
Sumber: KristusHidup.com, 9/11/2012 (diedit seperlunya)
Judul asli: Kesia-siaan di bawah Matahari
==========