12 September 2010

Dibutuhkan Niat Hati

Seperti biasa, Debora berjalan kaki menuju pangkalan becak untuk diantar ke halte di mana ia biasa naik bus saat berangkat ke kantor. Dia pun naik bus yang ngetem di situ.

Sebentar saja bus sudah penuh dan mulai bergerak. Baru berjalan sekitar 20 menit, tiba-tiba bus itu menepi dan berhenti. Sopir bus pun turun menemui seorang polisi lalu lintas. Rupanya sopir dianggap melanggar peraturan lalu lintas.

“Wah, kalau begini bisa terlambat,” kata Debora kesal. “Ada-ada saja sopir itu. Mana ada meeting lagi, dan sudah janji sama pimpinan untuk tidak terlambat,” tambahnya. Semua penumpang juga tampak gelisah.

Setelah menunggu 20 menit, bus berangkat lagi untuk meneruskan perjalanan. Debora masih kesal. “Pasti terlambat nih! Gara-gara sopir yang tidak becus,” gumamnya.

Benar juga, Debora terlambat masuk kantor. Rapat pun sudah dimulai sekitar 15 menit yang lalu. Debora masuk ruang rapat dengan hati yang tidak menentu.

Selesai rapat, Debora diminta menghadap pimpinan. “Mengapa terlambat?” tanya pimpinan.

“Soalnya bus yang saya tumpangi ditilang polisi. Sopirnya tidak becus,” jawab Debora.

“Jadi yang salah sopirnya?” tanya pimpinan.

“Betul, Pak,” jawabnya agak keras.

Pimpinan berkata, “Kalau mau jujur, apakah kamu sungguh-sungguh merasa harus datang lebih pagi? Kalau kamu memang berniat untuk datang lebih awal, pasti kamu akan berangkat lebih pagi. Atau, kamu bisa cepat-cepat ganti bus.” Debora pun hanya tertunduk malu.

Niat hati diperlukan dalam setiap aspek kehidupan kita. Dalam mengubah kebiasaan buruk, dibutuhkan niat hati. Kalau tidak ada niat hati, kita akan menyalahkan situasi dan lingkungan. “Habis, teman-teman juga melakukan itu, tidak enak kalau tidak ikut.”

Dalam mengembangkan karier atau mengejar kesuksesan pun perlu ada niat hati. Kalau tidak, ketika gagal kita akan berkata, “Memang sudah nasib saya.”

Dalam hal pertobatan, harus diawali dengan niat hati. Jika tidak, maka ketika kita jatuh ke dalam dosa, bahkan kembali hidup di dalam dosa, kita akan berkata, “Ya, namanya juga manusia, penuh dengan kelemahan.”

Orang yang tidak mempunyai niat hati akan mudah melemparkan kesalahan kepada orang lain atau mencari kambing hitam.

Niat hati akan membatasi seseorang untuk mencari-cari alasan dan terus berusaha untuk mendapatkan apa yang diinginkan.

Niat hati akan menolong seseorang untuk tidak mudah menyerah pada keadaan dan terus berusaha untuk mencari jalan keluar yang terbaik.

Niat hati membuat seseorang tetap punya semangat, walaupun untuk sementara waktu tidak berhasil. Niat hati juga bisa mendatangkan hikmat untuk terus maju.

Milikilah niat hati yang teguh dalam mengerjakan apa pun yang saat ini sedang anda hadapi: pelayanankah, pekerjaan kantorkah, tugas dari kampuskah, pekerjaan rumah tangga, mendidik anak-anak, dsb.

Kerjakanlah dengan sepenuh hati! Usahakanlah dengan sungguh-sungguh!

-----

Kata-kata bijak:
Jika ada niat hati, segala macam alasan akan tersingkir dengan sendirinya dan jalan keluar pun akan terbuka.

* * *

Sumber: Manna Sorgawi, 12 September 2010 (diedit seperlunya)

Di-online-kan oleh Paulus Herlambang.

==========

Artikel Terbaru Blog Ini