25 Agustus 2010

Belajar dari Kelelawar

Kelelawar adalah binatang mamalia yang bisa terbang. Indra penglihatan kelelawar kurang tajam. Anehnya kelelawar tidak pernah menabrak atau bertabrakan satu dengan yang lainnya ketika terbang pada malam hari.

Dalam kegiatannya kelelawar mengandalkan indra penciuman dan indra pendengarannya yang tajam. Indra penciuman digunakan untuk mengetahui buah yang masak, sedangkan indra pendengaran digunakan sebagai pemandu arah.

Kelelawar mengeluarkan suara dengan frekuensi tinggi, sekitar 100.000 Hz. Apabila suara ini mengenai suatu benda, maka akan memantul dan pantulannya akan ditangkap kembali oleh kelelawar. Pantulan suara tersebut memberikan informasi mengenai letak suatu benda yang berada di sekitarnya.

Terilhami oleh kemampuan kelelawar yang menakjubkan itu, pada tahun 2003 para ilmuwan di Inggris bekerja sama dengan sebuah perusahaan Sound Foresight Ltd. berhasil menciptakan tongkat penunjuk jalan bagi tunanetra yang disebut UltraCane.

Prinsip kerja UltraCane sama seperti kelelawar dalam menentukan arah terbang. Pengguna UltraCane akan merasakan rintangan-rintangan di sekitarnya setelah gelombang yang dipancarkan UltraCane dipantulkan oleh aneka rintangan tersebut.

Gelombang pantulan ini ditangkap kembali oleh UltraCane dan kemudian dirasakan oleh tangan pemakai yang menggenggamnya. Otak si pemakai kemudian menerjemahkan apa yang dirasakan pada tangannya sebagai rintangan di sekelilingnya.

Kita bisa belajar dari kelelawar. Setiap saat kita memancarkan “gelombang-gelombang” ke sekitar kita. Sebagian besar dari “gelombang-gelombang” itu berupa perkataan dan tingkah laku yang baik.

Tetapi tidak semua orang bisa menerima apa yang kita katakan dan lakukan. Mereka akan memberikan respons atas perkataan dan tingkah laku kita. Dari respons itulah kita tahu ada tidaknya tantangan dan kita bisa memilih untuk berhenti sejenak atau menghindar.

Hal ini berlaku juga dalam dunia pekerjaan. Kita harus berani melontarkan “gelombang-gelombang” berupa ide atau karya terbaru. Biarkan lingkungan memberikan respons.

Jangan sekali-kali kita menganggap remeh respons yang ada. Sebab jika kita meremehkannya, maka kemungkinan besar kita akan menabrak dan bisa membuat usaha, bahkan diri kita, hancur.

-----

Kata-kata bijak:
Mempelajari respons orang lain akan menolong kita membuat keputusan yang tepat dan membangun.

* * *

Sumber: Manna Sorgawi, 25 Agustus 2010 (diedit seperlunya)

Di-online-kan oleh Paulus Herlambang.

==========

Artikel Terbaru Blog Ini