Hidup adalah untaian perubahan. Bahkan sepanjang siklus hidup manusia, selalu ditandai dengan perubahan demi perubahan. Perubahan yang satu usai, disusul dengan perubahan lain.
Penambahan usia disertai perubahan fisik, pertumbuhan kematangan cara berpikir dan kedewasaan seseorang. Ada perubahan alamiah, sesuai dengan siklus “hukum alam”: bayi - kanak-kanak - remaja - dewasa - lanjut usia.
Ada pula perubahan yang direncanakan oleh manusia supaya menjadi semakin baik, semakin sempurna, semakin memberikan pengaruh positif kepada orang lain di sekitarnya.
Menjadi yang baik perlu usaha dan kerja keras. Teruslah menambah wawasan pengetahuan, keterampilan, kompetensi dalam bidang Anda.
Kembangkanlah wawasan pemikiran. Sekaligus tajamkan hati nurani Anda untuk melahirkan kepekaan dan rasa belas kasihan kepada orang lain di sekitar Anda, serta kembangkan perilaku dan sikap.
Pandukanlah otak, hati, dan perilaku sesuai dengan firman Tuhan.
Perubahan selalu memiliki dua sisi: positif dan negatif. Ada tantangan yang mengasyikkan dan ada pula rintangan yang harus diatasi.
Buanglah ungkapan: saya “sekadar” mahasiswa, sekadar dosen, sekadar pegawai, sekadar manajer, sekadar arsitek. Karena ungkapan itu hanya akan menempatkan Anda sebagai pelengkap, di tengah aneka peran yang dimainkan orang lain. Anda pun hanya puas menjalani tugas itu tanpa gairah jika Anda berkata “aku hanya ...”
Menakjubkan bahwa seorang tukang becak di Yogyakarta dapat menyekolahkan anaknya di Universitas Gajah Mada hingga lulus menjadi dokter. Apa rahasianya? Dibandingkan dengan tukang becak lainnya, ia bukan hanya tukang becak biasa. Ia punya pikiran dan wawasan yang jauh melampaui rekan-rekannya. —Pdt. Agus Wiyanto
Mari menjadi yang terbaik.
* * *
Sumber: KristusHidup.com, 13/8/12 (diedit seperlunya)
Judul asli: Menjadi yang Baik
==========