21 Februari 2011

Hingga Satu Senar

Suatu ketika, Niccolo Paganini berencana untuk mengadakan konser yang tak terlupakan. Ia mempersiapkan diri dengan baik dan memilih 10 lagu yang akan dimainkannya.

(Niccolo Paganini)

Pada malam konser, ia memainkan lagu-lagu itu satu per satu. Penonton sangat menikmati permainan Paganini. Banyak yang tersenyum bahagia dan ada yang terharu; emosi mereka mengalir seiring dengan tema musik yang dimainkan oleh sang maestro.

Namun sebelum lagu kesepuluh selesai dimainkan, tiba-tiba satu dari senar biolanya putus. Melihat itu para penonton berdiri, bertepuk tangan sambil berseru bahwa mereka akan menunggu Paganini mengganti senarnya.

Namun Paganini menjawab, “Paganini dengan 3 senar biola.” Dia pun melanjutkan lagu terakhirnya dengan 3 senar. Tanpa diduga senarnya kembali terputus, kini yang tersisa 2 senar saja.

“Paganini dengan 2 senar biola,” kata maestro itu tenang. Dengan 2 senar biola pun Paganini masih bisa memainkan lagunya dengan baik. Namun tragisnya sebelum lagu terakhir itu selesai, senar yang ketiga putus. Kini yang tersisa hanya satu senar saja.

“Petaka apa ini?” pikir Paganini. Kali ini penonton terdiam sesaat, kemudian mereka bertepuk tangan secara perlahan. Mereka terus memberi dukungan pada Paganini, bahkan ada yang berseru agar ia mengganti biolanya. Mereka memaklumi situasi itu.

Namun apa reaksi Paganini? “Paganini dengan 1 senar biola,” katanya. Paganini tahu itu sulit, tapi ia terus meyakinkan dirinya untuk menampilkan pertunjukan yang tak akan terlupakan. Ia fokus pada tujuan yang sudah ditetapkannya dari awal, membuat konser yang tak terlupakan.

Dengan susah payah ia mencoba memperdengarkan alunan musik nan indah hanya dengan 1 senar saja, dan dia berhasil. Mengapa? Karena ia tidak fokus pada putusnya 3 senar biolanya, tapi pada tujuan utama yang sudah ditetapkannya, unforgettable concert!

Walau banyak hambatan yang mencoba menghalangi, namun kefokusan pada tujuan awal membuat seseorang berhasil. Ada 2 sikap yang harus kita tanamkan agar bisa tetap fokus pada tujuan awal.

Pertama, tetap tenang ketika hambatan / masalah datang.
Jarang orang memiliki ketenangan dan penguasaan diri yang besar, padahal sikap ini sangat membantu kita untuk berpikir mencari solusi bagi masalah yang sedang kita hadapi sehingga membuat tujuan kita tercapai.

Kedua, mencoba melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda.
Keluarlah dari kotak berpikir yang biasa dan latihlah diri untuk berpikir di luar kotak (think out of the box). Artinya berpikirlah secara kreatif! Dengan berpikir kreatif kita akan selalu memiliki solusi dan cara pandang yang berbeda terhadap suatu masalah.

* * *

Sumber: Manna Sorgawi, 21 Februari 2011 (diedit seperlunya)

Di-online-kan oleh Paulus Herlambang.

==========

Artikel Terbaru Blog Ini