Jigoro Kano, pencipta ilmu bela diri Yudo, dikenal memiliki kemauan yang luar biasa dalam belajar. Ia mempelajari Jujitsu yang hampir punah, lalu mengubah seni bela diri ini dengan memasukkan prinsip-prinsip olahraga modern, yang kemudian dikenal sebagai Yudo. Saat ini Yudo menjadi bela diri resmi polisi Jepang dan merupakan olahraga bela diri Timur pertama yang dipertandingkan di Olimpiade.
Menjelang kematiannya, Kano memanggil murid-muridnya untuk menyampaikan kata-kata terakhir, pintanya, “Jika kalian menguburkan aku, jangan kuburkan aku dengan sabuk hitam. Kuburkan aku dengan sabuk putih.” Sabuk putih adalah simbol yudoka pemula—murid yang belum piawai dan masih harus banyak berlatih. Inilah pelajaran tentang kerendahan hati dan kerelaan untuk belajar yang luar biasa.
Sabuk putih Kano hendak mengajarkan kepada kita, bahwa siapa pun yang berhenti belajar artinya menjadi tua, layu, kedaluwarsa, dan merapatkan diri pada kebodohan. Jika berhenti belajar hanya kebodohan yang kita raih. Jangan biarkan kebodohan membelenggu kita. Bebaskanlah diri kita dari kebodohan dengan tetap belajar. Kita tidak hanya lebih pandai, prima dan segar, tetapi hidup kita jauh lebih berkualitas.
Kita sesungguhnya memiliki banyak sekali modus belajar. Semasa kanak-kanak kita bermain untuk belajar tentang kehidupan. Kita juga memasuki arena pertandingan dan perlombaan untuk belajar menerima kekalahan, dan merasakan nikmatnya menjadi pemenang. Semakin dewasa kita pun belajar menjalani segmen demi segmen kehidupan ini untuk menjadi lebih baik dan benar, menolak dan menjauhkan diri dari kefasikan.
Marilah membiasakan diri mengenakan ‘sabuk putih’, senantisa menjadi pembelajar. Kebiasaan belajar (termasuk mempelajari firman Tuhan – red) akan membuat hidup kita semakin penuh hikmat; kita semakin tahu kebenaran dan kehendak Tuhan. Selamat menjadi pembelajar di “universitas” kehidupan ini. —Agus Santosa
Siapa pun yang berhenti belajar artinya sudah tua, entah itu terjadi pada usia 20 tahun ataupun 80 tahun. Siapa pun yang terus belajar tidak hanya tetap muda, tetapi secara konsisten lebih berharga, terlepas dari kondisi fisiknya. — Harvey Ullman
* * *
Sumber: KristusHidup.com, 21/6/12 (dipersingkat)
==========