Oleh Liz Labrum
Teman saya yang bekerja dari rumah mengeluh bahwa beban kerjanya telah membuatnya merasa stres berat. Hal yang mengecewakannya adalah bahwa sekalipun ia telah bekerja hingga kelelahan, tidak banyak yang dicapai.
Kenyataan itu membuat saya bertanya mengapa stres dan banyaknya pekerjaan sering kali berjalan beriringan. Bagi sebagian besar di antara kita, ketika menghadapi banyak pekerjaan, reaksi internal kita adalah bekerja keras. Akibatnya kita menjadi ‘sibuk’ tetapi tidak benar-benar produktif.
Ini disebabkan karena secara mental kita tidak didesain untuk terus-menerus sibuk. Kita bekerja jauh lebih baik bila kita menyempatkan diri untuk jeda dan memberi kesempatan agar kreativitas alamiah kita muncul.
Beristirahatlah Sejenak
Istirahat sejenak ini bisa dalam bentuk yang sederhana seperti berjalan ke sisi lain kantor atau naik turun tangga. Anda juga dapat bersenandung keras-keras untuk meluapkan perasaan stres atau cemas anda.
Sama dengan seorang perokok yang pergi ke luar ruangan untuk mengisap sebatang rokok. Tindakan tersebut telah menjauhkannya dari sumber stres dan memberinya kesempatan untuk berpikir apa yang akan dilakukan kemudian.
Kita mudah dihinggapi perasaan khawatir dan cemas sehingga sepanjang hari anda berada dalam suasana tidak nyaman yang membuat anda tidak dapat berpikir dengan jernih dan membuat anda merasa kelelahan.
Keadaan ini membuat anda merasa stres dan was-was sepanjang hari.
Apa yang membuat banyak orang mengalami hal ini?
Jawabannya terletak pada kepercayaan yang kita serap ketika kita bertumbuh dewasa. Sebagian berasal dari cerita-cerita TV dan Hollywood yang kita saksikan, di mana seorang pahlawan selalu dapat menyelesaikan masalah dan membuat orang lain hidup bahagia. Sebagian lagi berasal dari gambaran tentang kehidupan masa dewasa yang kita anggap sempurna. Kedua hal itu tanpa disadari telah membuat kita percaya bahwa kita harus sempurna seperti para pahlawan itu.
Kita terus bertindak dan hidup dengan anggapan bahwa kita dapat melakukan semuanya dan segala sesuatu berada dalam kendali kita. Itu sama dengan kisah seorang anak yang menggunakan telapak tangannya untuk menahan air yang mengalir dalam parit. Kita tahu apa yang terjadi.
Cegahlah masalah stres ini dengan belajar menggunakan kemampuan mental anda yang menakjubkan. Cukup dengan memberi perintah yang jelas kepada otak anda tentang apa yang ingin anda selesaikan. Anda memberi perintah kepada otak anda dengan cara berkomunikasi dalam bahasa imajinasinya.
Contohnya seperti ini. Pada sore hari buatlah rencana kegiatan untuk hari berikutnya. Buatlah seringkas mungkin dan batasilah empat atau lima kegiatan saja.
Dalam perjalanan ke tempat kerja keesokan harinya, bayangkan bahwa anda sedang mengerjakan tugas-tugas tersebut hingga selesai. Hanya perlu waktu beberapa menit untuk melakukannya tetapi rasakan sungguh-sungguh bagaimana anda mengerjakan setiap tugas hingga selesai. Otak anda sangat kreatif sehingga ketika anda menggunakan strategi ini, anda seperti sedang memrogramnya.
Sepanjang hari ketika anda mengerjakan tugas-tugas itu, bayangkan kembali bahwa anda sudah menyelesaikannya. Ini perlu dilakukan terutama ketika anda sedang menghadapi gangguan. Itu akan menolong anda untuk tetap fokus sehingga anda dapat mengatasi gangguan-gangguan itu.
Hidup anda tidak akan berubah dalam semalam dan anda masih akan menghadapi banyak pekerjaan, tetapi ketika anda melakukan strategi ini, anda sedang membangun kekuatan. Anda sedang mengubah reaksi stres yang biasa anda lakukan menjadi sikap yang lebih fleksibel. Fleksibilitas berarti pilihan, dan pilihan berarti anda memiliki kendali yang lebih besar.
Mulai hari ini anda bisa menikmati momen-momen yang sempurna di antara berbagai tuntutan pekerjaan dan gangguan yang anda hadapi.
Latihlah otak anda untuk mengharapkan momen-momen yang sempurna itu sepanjang hari. Itu seperti mengikuti kompas agar memiliki perjalanan yang lebih menyenangkan.
Sumber: http://www.articlehighlight.com
(article directory milik sendiri)
Liz Labrum dari Think-Right Now telah menolong ratusan klien untuk menjadi lebih percaya diri, lebih sedikit stres, dapat mengatasi kelelahan, serta menghilangkan rasa takut dan kebiasaan buruk. E-booknya yang terkenal Beat the Burnout Blues merupakan pedoman langkah demi langkah yang telah dirasakan manfaatnya oleh banyak orang. Kunjungilah http://www.think-rightnow.com untuk mengunduh laporan gratis yang berjudul Symptoms of Burnout and How to Recover.
*** Artikel di atas diterjemahkan oleh Paulus Herlambang. Artikel aslinya (dalam bahasa Inggris) dapat dibaca di sini…
26 Maret 2009
Langganan:
Postingan (Atom)