30 April 2010

Keluar dari Kotak Nyaman

Kutu adalah makhluk yang dapat meloncat 300 kali tinggi badannya. Dalam suatu percobaan, seekor kutu dimasukkan ke dalam sebuah kotak korek api kosong dan dibiarkan di sana selama satu minggu. Hasilnya ajaib, kemampuan meloncat si kutu tiba-tiba hilang.

Ternyata selama berada di dalam kotak korek api, ia sebenarnya mencoba meloncat tinggi tetapi selalu terbentur dinding kotak korek api. Ia mencoba lagi, terbentur lagi. Begitu seterusnya, hingga ia mulai ragu akan kemampuannya sendiri. Loncatannya pun disesuaikan dengan tinggi kotak korek api. Aman dan nyaman memang, karena ia tidak lagi membentur dinding kotak yang terasa menyakitkan.

Ketika tiba waktunya kutu dikeluarkan dari kotak, pikirannya sudah terlanjur membatasinya bahwa kemampuan loncatnya hanyalah setinggi kotak korek api itu. Demikianlah si kutu hidup seperti itu hingga akhir hayatnya. Hilang sudah kemampuan meloncatnya yang fantastis itu. Kemaksimalan hidupnya telah dibatasi oleh keadaan lingkungan.

Kotak atau zona nyaman adalah wilayah imajinatif di mana kita merasa ‘nyaman’ serta merasa ‘punya kendali’, padahal itu tidak lebih dari manipulasi pikiran saja. Banyak orang merasa tidak ada yang perlu diubah dalam hidupnya. Perubahan dianggap hanya akan menambah beban, belum lagi butuh waktu untuk penyesuaian. Benarkah demikian?

Alasan utama mengapa seseorang tidak mau keluar dari kotak nyamannya sebenarnya adalah ketakutan menghadapi situasi baru. Padahal kita seharusnya melakukan pembaruan hidup setiap hari. Terdapat bahaya bila seseorang terlalu lama berada di kotak nyamannya.

Pertama, merasa puas diri, bahkan sombong. Orang yang tidak mau membuka diri terhadap pembaruan ibarat katak di bawah tempurung. Ia pikir dunia hanya seluas apa yang ia lihat. Perasaan puas diri membuat orang menutup diri terhadap masukan yang sifatnya membangun. Bila hal ini berlanjut terus, dikuatirkan akan berpotensi menimbulkan kesombongan yang tak berdasar.

Kedua, tidak bertumbuh atau berkembang. Tiadanya kebutuhan untuk berubah menyebabkan keinginan untuk mempelajari hal-hal baru juga tidak ada. Mereka sulit diajak memikirkan hal-hal yang lebih tinggi, lebih mulia, lebih agung karena levelnya masih belum dewasa. Mereka tidak akan pernah merasakan kehidupan yang maksimal, begitu-begitu saja dari waktu ke waktu. Yang perlu kita lakukan hanyalah mencoba. Selama kita belum mencoba, kita tidak akan pernah tahu bahwa cara-cara baru mungkin saja lebih baik dan menyenangkan daripada cara lama.

Mulailah mengambil langkah baru yang akan membuat hidup Anda lebih maksimal.

-----

Kata-kata bijak:
Perubahan tepat di saat yang tepat akan membawa Anda ke level yang lebih tinggi.

* * *

Sumber: Manna Sorgawi, 30 April 2010 (diedit seperlunya)

Di-online-kan oleh Paulus Herlambang.

==========

Artikel Terbaru Blog Ini